JAKARTA, OTOMOTIFXTRA.COM -- Bagi sebagian pengemudi, lampu kendaraan sering dianggap sebatas penerang jalan. Padahal, lampu juga berfungsi sebagai bahasa komunikasi di jalan raya.
Mulai dari lampu sen, lampu rem, lampu hazard, hingga lampu jauh (high beam), semuanya memiliki arti dan fungsi masing-masing.
Namun, ada satu hal yang masih sering disalahpahami, yakni penggunaan lampu jauh. Bukannya membantu, sorotan lampu yang terlalu terang justru bisa menjadi ancaman bagi pengendara lain.
Sekadar mengingatkan, lampu jauh sejatinya dirancang untuk kondisi tertentu. Sorotannya yang lurus dan terang benderang memberi jarak pandang lebih jauh, sehingga sangat berguna ketika melintasi jalur gelap di malam hari.
BACA JUGA:Ternyata Ini 5 Penyebab Tuas Persneling Mobil Terasa Keras, Bradsis Sudah Tahu?
Dengan pencahayaan tambahan itu, pengemudi bisa lebih sigap mengantisipasi tikungan tajam, turunan, bahkan ketika ada hewan yang tiba-tiba melintas.
Sayangnya, fungsi vital itu sering disalahgunakan. Pemandangan yang jamak ditemui di jalan raya, misalnya pengemudi yang tetap menyalakan lampu jauh saat melintas di tengah kota.
Belum lagi kebiasaan menyalakan lampu jauh ketika berpapasan dengan kendaraan dari arah berlawanan.
Kilatan terang yang menusuk mata bisa membuat pengemudi lain kehilangan pandangan sekejap, hal ini bisa membahayakan dan memicu kecelakaan.
BACA JUGA:4 Penyebab Lampu Jauh Mobil Mendadak Mati
Situasi serupa kerap terjadi di jalan tol, ketika pengemudi di belakang menyalakan high beam terus-menerus hingga mengganggu konsentrasi pengemudi di depan lewat pantulan kaca spion.
Lantas bagaimana etika penggunaan lampu jauh atau high beam?
Agar tidak salah kaprah, berikut beberapa etika yang sebaiknya dipahami pengemudi dalam menggunakan lampu jauh:
1. Gunakan Hanya Saat Jalan Sepi dan Gelap
Fungsi utama lampu jauh adalah memberikan jarak pandang ekstra pada kondisi jalan yang minim penerangan.