4. Keausan Tidak Merata
Ban yang terlalu keras cenderung mengalami keausan tidak merata. Pada umumnya, bagian tengah ban akan lebih cepat aus dibandingkan dengan bagian tepi.
Keausan yang tidak merata ini dapat mempersingkat umur pakai ban, sehingga Anda perlu mengganti ban lebih sering dan meningkatkan biaya pemeliharaan kendaraan.
5. Kerusakan Struktural Ban
Tekanan angin yang terlalu tinggi dapat menyebabkan kerusakan struktural pada ban. Ban yang terlalu keras dapat mengalami tonjolan di tengah ban atau merusak kord ban.
Kerusakan semacam ini dapat mengakibatkan kegagalan struktural pada ban dan dapat menjadi penyebab potensial kecelakaan.
BACA JUGA:Mau Ganti Knalpot Racing? Cek Dulu Kelebihan dan Kekurangan Pada Kendaraan Anda
6. Stabilitas Berkendara Menurun
Ban yang terlalu keras dapat mengurangi stabilitas kendaraan, terutama pada kecepatan tinggi atau saat melakukan manuver.
Kendaraan yang kurang stabil lebih sulit untuk dikendalikan, dan hal ini dapat meningkatkan risiko terjadinya kecelakaan, terutama dalam situasi darurat atau kecelakaan lalu lintas.
7. Pengurangan Efisiensi Bahan Bakar
Ban yang terlalu keras menyebabkan peningkatan hambatan gulir. Peningkatan hambatan gulir berarti mesin kendaraan harus bekerja lebih keras untuk menjaga kecepatan, yang akhirnya mengakibatkan peningkatan konsumsi bahan bakar.
Ini berarti biaya operasional kendaraan akan meningkat, dan efisiensi bahan bakar akan berkurang.
8. Kerusakan Suspensi
Tekanan angin yang terlalu tinggi dapat meningkatkan beban pada sistem suspensi. Hal ini dapat menyebabkan kerusakan pada komponen-komponen suspensi, seperti shock absorber atau per. Kerusakan pada suspensi dapat mengurangi kemampuan kendaraan untuk menyerap goncangan dari jalan, yang berdampak pada kenyamanan dan stabilitas berkendara.
BACA JUGA:Kenali 16 Tanda Indikator Pada Cluester Meter Mobil, Jangan Diabaikan Jika Menyala!