Secara umum, semakin tinggi level regenerative braking, maka roda mobil akan terasa memiliki hambatan yang besar untuk berputar.
Hal tersebut terasa sama seperti engine braking pada mobil dengan mesin pembakaran internal.
Hal tersebut yang termasuk dalam cara kerja paddle shift. Paddle shift mampu mengatur besaran regenerative braking mulai dari level 0 hingga level 3.
BACA JUGA:Tips Memilih Parfum Mobil yang Tidak Pusing, Ini 10 Rekomendasinya
Jika paddle shift diatur ke level yang semakin kecil, maka dengan otomatis efek energi dari regenerative braking akan semakin tidak terasa pula.
Begitu juga sebaliknya. Saat paddle shift diatur menjadi lebih besar, maka energi dari regenerative braking akan memberikan efek yang sama seperti engine brake atau mengerem secara otomatis, di mana pengemudi melepas pedal akselerator juga akan semakin terasa.
Energi regenerative dari paddle shift sangat dibutuhkan untuk pengisian daya baterai saat mobil sedang digunakan.
Semakin besar energi yang dihasilkan, maka semakin besar pula charging yang akan dilakukan mesin.
BACA JUGA:Awas! Jangan Sampai Telat, Ini Cara Menghitung Pajak Motor yang Benar
Cara Menggunakan Paddle Shift Mobil
Perlu kamu ketahui pula bahwa paddle shift juga sangat berguna saat mobil akan melakukan engine brake.
Contohnya, saat pengemudi ingin segera mendahului kendaraan yang ada di depan, namun tenaga mesin terasa kurang kuat untuk mendahului mobil di depan, hal tersebut diakibatkan bukan karena mesin mobil yang bermasalah, melainkan posisi gigi transmisi yang berada pada rasio tinggi.
Alhasil, hal tersebut menyebabkan torsi menjadi berkurang.
Solusi dari masalah ini adalah dengan menggunakan paddle shift pada sebelah kiri untuk menurunkan gigi sehingga mobil akan otomatis melaju dengan cepat.
BACA JUGA:6 Barang Wajib Baikers di Bagasi Motor, Lupa Bawa Bisa Jadi Masalah Besar!
Bukan hanya itu, paddle shift juga dapat digunakan saat mobil berada dalam posisi Drive (D), maupun Sport (S).