JAKARTA, OTOMOTIFXTRA.COM - Salah satu jenis teknologi transmisi otomatis mobil yang mulai banyak dipakai saat ini adalah transmisi CVT (Continous Variable Transmission).
Dalam pemakaiannya pun transmisi CVT butuh sedikit penyesuaian daripada transmisi otomatis konvensional.
Salah satu hal yang dihindari dalam pemakaian transmisi CVT adalah tidak sering bejek gas.
Transmisi CVT tidak diciptakan untuk kebut-kebutan dengan injak pedal gas mendadak.
BACA JUGA:Hati-hati, Jangan Biarkan Mobil Warna Putih Terkena Panas dan Hujan Terus Menerus
Girboks transmisi CVT diciptakan untuk mengedepankan kenyamanan dan efisiensi bahan bakar.
Kompensasinya adalah, konstruksi girboks tidak dirancang untuk menahan torsi berlebih.
Konstruksi pulley set dan belt tidak punya kekuatan menahan torsi seperti planetary gear.
Saat menginjak pedal gas secara instan, girboks mengalami penumpukan torsi untuk mencapai performa optimal.
BACA JUGA:Harga Mobil Bekas Xenia Tahun 2017, Cocok untuk Anda yang Tinggal di Kota
Belt yang membentuk rasio gigi punya elastisitas dan harus menerima beban torsi berlebih.
Penumpukan torsi yang diterima belt membuat beban stress bagian belt meningkat.
Konstruksi belt yang lentur berdampak pada belt bisa mengalami kendur (melar) bahkan putus.
Kalau belt sudah melar laju transmisi CVT seperti tertahan dan peningkatan percepatannya tersendat-sendat.
Selain itu, putaran belt yang terlalu tinggi bisa menggerus permukaan pulley set.