Jangan Sembarangan! Jalan Raya ternyata Ada Klasifikasinya Sob-evening_tao -freepik
Beberapa ruas jalan juga dibangun dari jalur yang sudah ada seperti dari wilayah Bogor menuju Bandung yang melintas di daerah pegunungan Megamendung dan Puncak.
Akhirnya pembangunan jalan ini selesai pada 1810 atau hanya dua tahun masa pembangunan.
Pada saat itu, Belanda juga membangun proyek rel kereta api di Pulau Jawa karena dianggap kereta api lebih efisien dalam menunjang mobilitas pemerintahan ketimbang jalan raya.
Terlepas dari masa penjajahan zaman Kolonial, Jepang pun datang.
BACA JUGA:Tahukah Kamu? Ini 7 Mobil yang Paling Banyak Diburu di Indonesia Sepanjang Tahun 2023
Tak ada lagi proyek pembangunan jalan raya yang seheboh proyek Jalan Daendels.
Pembangunan jalan raya sangat terbatas dan tidak jadi prioritas. Masa pemerintahan Jepang, mengutamakan meneruskan jalur kereta yang sudah ada.
Pembangunan Jalan Raya Masa Kemerdekaan
Setelah merdeka, pembangunan Jalan Raya sepenuhnya resmi berada di bawah tanggung jawab Departemen Pekerjaan Umum.
Pemerintah saat itu sukses membangun banyak ruas jalan.
BACA JUGA:Mana yang Paling Jauh, Motor Listrik atau Bensin? Faktanya Mencengangkan!
Pembangunan jalan pertama yang terbilang sukses adalah proyek jaringan jalan selebar 40 meter yang menghubungkan Kota Kebayoran Baru dengan Jakarta pada 1955.
Proyek pembangunan dibuat dengan dua jalur besar untuk lalu lintas cepat dan dua jalur biasa.
Pada bagian tengah terdapat taman-taman kecil selebar 6 meter. Jalan tersebut kini dikenal dengan Jalan Jenderal Sudirman-M.H Thamrin.
Masuk ke periode 1960-an, pembangunan jalan raya kembali digarap untuk membuat jalur yang menghubungkan Cililitan-Tanjung Priok.